- managing the teaching and learning process by Nury Supriyanti
Managing the Teaching and
Learning Process
(Mengelola Proses Belajar Mengajar Bahasa)
Nury Supriyanti, MA
Pengantar
Pengelolaan pembelajaran sangat
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar bahasa Inggris.
Pengelolaan pembelajaran yang membantu keberhasilan pembelajaran ditentukan
oleh bagaimana guru melakukannya. Dalam hal ini peran guru tak tergantikan oleh
siapapun. Seorang guru bahasa Inggris yang professional harus benar benar mengerti
tentang apa saja yang termasuk dalam pengelolaan
kelas bahasa itu. Berikut adalah topik tentang pengelolaan kelas yang sangat
membantu guru dalam menjalankan perannya. Pelajarilah materi berikut dengan cara memperhatikan pokok
pokok pikiran dan penjelasannya, supaya memahami topik yang
harus dibicarakan dalam pengelolaan kelas dan bagaimana pengelolaan kelas bisa
berkontribusi maksimal terhadap terjadinya pembelajaran yang efektif.
Selanjutnya cobalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan setelah uraian.
Materi
|
Uraian
|
||||||||||||||||||||||||
Keberadaan Guru secara fisik di kelas
·
Kehadiran Guru sebagai suatu
kepribadian yang utuh
·
Proximity guru di kelas
·
Kepantasan Hubungan guru siswa
·
Gerak-gerik guru
·
Kontak antara guru dan siswa
|
Kehadiran guru sangat
menentukan keberhasilan pembelajaran bahasa di kelas. Oleh sebab itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
dengan berbagai cara. Guru hadir sebagai seorang pribadi yang unik. Kelebihan yang dimilikinya diharapkan
akan mendukung pengelolaan kelas yang kondusif untuk belajar. Meskipun
demikian tetap saja ada hal-hal yang penting yang harus diperhatikan. Hal
hal tersebut akan mempengaruhi proses belajar mengajar dan efektifitasnya.
Memperhatikan
jarak posisi guru dan siswa di kelas sangat penting. Dalam bahasa Inggris ini
disebut Proximity. Ada siswa
yang menganggap jarak fisik guru siswa menunjukkan keakraban. Jarak yang jauh
menunjukkan sikap yang dingin. Pada kelompok siswa yang lain, posisi guru
yang terlalu dekat pada saat berhadapan dengan bisa membuat siswa merasa tidak
nyaman. Oleh sebab itu seorang guru harus memperhatikan posisi bagaimana yang
membuat siswanya nyaman saat berhadapan dengan guru.
Mengelola kelas juga meliputi seberapa
banyak kita bergerak dan berpindah posisi di kelas. Ada guru yang senang berada
di satu tempat saja. Ada guru yang senang hilir mudik pada saat mengajar
dengan harapan bisa lebih efektif dalam mengawasi kegiatan siswa. Pada dasarnya guru yang terpaku di satu
tempat, apalagi di kursi guru saja, tanpa berpindah sama sekali sangat membosankan.
Sebaliknya guru yang terlalu banyak bergerak akan membuat siswa pusing. Oleh sebab itu yang terpenting ialah
kenyamanan bagi semua pihak dan disesuaikan dengan tujuan kegiatan pada saat itu. Contohnya
pada saat guru sedang menjelaskan kepada kelas guru akan mengambil posisi di
depan kelas. Pada saat guru sedang
membantu siswa secara individual atau kelompok kecil dia akan berada di dekat
mereka yang memerlukan. Pada saat guru mengawasi kerja kelompok mungkin
dia akan berada di posisi dimana dia
bisa melihat semuanya dengan jelas.
Yang sangat penting dilakukan adalah
memperhatikan setiap perilaku guru di kelas
dan akibatnya kepada siswa dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran
bahasa hanya akan terjadi jika ada interaksi dan interaksi berarti kontak
mata juga. Kontak mata yang bagaimana
yang nyaman bagi guru dan siswa, yang bisa menciptakan suasana kondusif untuk
terjadinya pembelajaran. Kontak mata
memang sangat tergantung pada budaya, kepribadian guru dan siswa. Yang harus
diingat ialah menemukan pola kontak mata yang sesuai untuk masing-masing
kelompok pembelajar yang menghidupkan suasana pembelajaran. Kontak mata guru
siswa juga menciptakan hubungan guru dan siswa, siswa dan siswa yang membuat
semua nyaman dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
|
||||||||||||||||||||||||
Latihan
|
Sebutkan
hal-hal yang penting agar guru bisa memaksimalkan fungsi kehadirannya di
dalam kelas untuk mendukung terjadinya pembelajarn yang kondusif
|
||||||||||||||||||||||||
Bagaimana Guru menggunakan suaranya di
kelas
·
Kejelasan suara
·
Lafal
·
Variasi suara
·
Ketahanan suara
|
Alat guru dalam mengajar
yaitu suara, terutama untuk guru bahasa yang paling penting adalah suara.
Bagaimana guru mengelola suaranya. Kita semua meyakini bahwa suara guru dan
bagaimana suara itu terdengar bagi siswa memberi efek yang besar terhadap
suasana kelas secara keseluruhan.
Cara berbicara guru harus
jelas tetapi tanpa berteriak,.
Lafal bahasa yang digunakan harus
standar baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris krena masing-masing
bahasa punya karakter yang berbeda. Karena bahasa guru adalah bahasa yang
dijadikan contoh oleh siswa, baik dari keakuratannya maupun sopan santun yang
dibawanya.
Agar membuat suasana kelas hidup,
guru harus memperhatikan variasi suara.
Kegiatan yang berbeda perlu penggunaan suara yang berbeda pula, suara
yang bervariasi membuat kelas lebih menarik. Suara yang didengar siswa di
dalam kelas bisa diciptakan melalui suara guru yang bervariasi. Saat serius
guru harus bisa berbicara dengan serius, tetapi ketika suasana terlalu
tegang, guru mencipatakan suasana yang lebih santai dengan suaranya.
Guru harus tetap memperhatikan
ketahanan suaranya sebagai alat utama pembelajaran untuk hari itu. Seorang
guru harus bisa mengelola suaranya selama seharian mengajar sehingga tidak
lelah saat pelajaran berakhir. Ini bisa dilakukan dengan benar-benar
menggunakan suara secara efisien, kapan mesti bersuara agak keras, kapan
berbicara pelan dan kapan sama sekali tidak bicara. Untuk guru bahasa
terutama suara adalah modal utama mengajar,
karena selain bahasa yang dipakai guru untuk mengelola kelas bahasa
guru bahasa pada saat didalam kelas adalah juga berfungsi sebagai materi
contoh bahasa nyata yang sedang diajarkan.
|
||||||||||||||||||||||||
Latihan
|
Jelaskan
tentang hal-hal yang harus diperhatikan guru terkait penggunaan di kelas.
|
||||||||||||||||||||||||
·
Bagaimana memulai pembelajaran
·
Bagaimana menunjukkan pada siswa apa yang dilakukan selama
pelajaran
·
Bagaimana menandai pergantian tahapan belajar
·
Bagaimana mengakhiri tahapan keseluruhan pembelajaran
|
Pada saat mengelola kelas
guru juga harus melaksanakan tahap-tahap pembelajarannya secara efisien. Apa
yang harus dilakukan pada saat mulai pelajaran, bagaimana mengatakannya pada
anak-anak dsb. Membuka pelajaran dengan baik sangat penting. Ini dilakukan
juga dengan melihat situasi dan kondisi siswa. Kelas anak-anak dengansuasana
hati yang berubah-ubah perlu penanganan khusus. Pada kelas remaja atau orang
dewas guru harus peka suasana hati mereka kemudian dengan melakukan pembukaan
yang sesuai. Kalau kelas bersuasana murung guru harus bisa membuatnya ceria.
Kalau kelas terlalu ceria sehingga siswa nampak masih terpaku pada hal lain,
guru harus mengembalikan suasana.
Perlunya menandai tahap
pembelajaran saat mulai, pergantian dari kegiatan satu ke kegiatan lainnya,
akhir kegiatan sehingga siswa tahu apa yang sedang dilakukan dan ada perasaan
telah melakukan sesuatu dengan sempurna.
Mengakhiri pelajaran juga
perlu kehati hatian supaya pelajaran yang baru saja disampaikan tidak hilang
tanpa kesan. Menutup pelajaran dengan efektif diperlukan juga untuk membuat
siswa penasaran dan kemudian mencari sendiri sumber pembelajaran untuk
memperkaya siswa tentang apa yang baru saja dipelajarinya. Mengakhiri pelajaran terdiri dari beberapa langkah
yaitu memberikan kesimpulan atau ringkasan apa yang telah dipelajari,
memberikan refleksi dengan cara menggali apa yang dirasakan siswa, memberikan
arahan lanjutan bisa berupa penugasan ataupun pekerjaan rumah kemudian
preclosing dan closing
|
||||||||||||||||||||||||
Latihan
|
Jelaskan
cara mengakhiri pelajaran yang baik, sebutkan tahap-tahapnya dan alasannya
|
||||||||||||||||||||||||
·
Pola tempat duduk konvensional
·
Lingkaran dan tapal kuda
·
Pola duduk kelompok kecil
·
Pola duduk tango
·
Lesehan
|
Pengaturuan tempat duduk
siswa bisa menciptakan kesan yang berbeda-beda. Guru harus bisa memanfaatkan
kebaikan masing-masing pola supaya pembelajaran lebih efisien. Pertama guru
harus mengenali pelbagai jenis pola
pengaturan tempat duduk
Pentingnya pola tempat
duduk siswa yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung
dan guru dan siswa harus senantiasa terlibat dengan apa yang sedang terjadi
di kelas, bagaimana mengubah suasana kelas dengan posisi tempat duduk harus
selalu diperhatikan oleh guru.
Pola Konvensional : Pola
tempat duduk berupa baris-baris teratur. Pola tempat duduk ini memiliki
banyak keuntungan. Dengan cara ini guru selalu bisa memperoleh pandangan
terhadap siswa secara individu, setiap baris baik vertical maupun
horizontal maupun ke seluruh kelas.
Siswa juga bisa melihat guru dengan jelas. Pola ini memudahkan guru berbicara
langsung dengan siswa baik secara individu, kelompok kecil maupun ke seluruh
kelas melalui kontak mata langsung.
Cara duduk seperti ini memudahkan guru menegakkan disiplin kelas
karena setiap gerak-gerik siswa akan terlihat jelas oleh guru. Apabila ruang
diantara baris cukup lebar guru bisa berjalan hilir mudik untuk mendekati
siswa yang perlu bantuan. Cara duduk siswa seperti ini memang diperlukan pada
saat guru bekerja dengan seluruh kelas Beberapa kegiatan yang memerlukan pola
tempat duduk seperti ini antara lain : guru menjelaskan tata bahasa, menonton
video bersama, menggunakan papan tulis atau OHP di depan, mendemonstrasikan
pola sebuah teks. Pola duduk ini juga sesuai untuk kegiatan yang harus
dikerjakan oleh setiap individu di dalam kelas atau pada saat masing-masing
siswa mendapat tugas yang sama.
Namun ada hal penting yang harus
dilakukan guru apabila siswa duduk dengan pola ini. Guru harus tetap menjaga
kontak dengan siswa baik secara individu, kelompok kecil maupun kelompok
besar. Guru juga harus selalu melibatkan setiap individu dan menjamin bahwa
semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan belajar yang sedang berlangsung.
Ada hal penting yang harus juga
diingat, pada saat memberi giliran, misalnya menjawab pertanyaan, sebaiknya
tidak urut satu persatu, Misalnya dengan memanggil nama atau cara lain. Kalau
giliran dilakukan secara urut siswa akan menghitung nomor kemudian
mengabaikan point yang bukan gilirannya, Setelah menjawab atau melakukan
gilirannya siswa akan cenderung untuk tidak memperhatikan. melainkan guru
meminta siswa dari berbagai sudut.
Lingkaran dan setengah lingkaran
(U atau tapal kuda) : biasanya guru dan siswa merasa nyaman dengan posisi
tapal kuda atau U karena posisi guru lebih nyaman daripada bentuk lingkaran.
Memang pola duduk ditentukan oleh kegiatan kelas yang sedang dilakukan.
Beberapa permainan bahasa menuntut siswa duduk dalam lingkaran. Dalam
lingkaran guru tidak bisa menghadap ke semua anak, apalagi dengan adanya
papan tulis, layar LCD atau OHP atau yang lainnya. Pola duduk lingkaran
memberi kesan semua siswa memiliki kedudukan yang sama. Tak ada yang lebih
istimewa antara siswa yang satu dan lainnya.
Pola
duduk kelompok kecil adalah cara duduk dimana kursi ditata dalam kelompok
kecil, ini memungkinkan siswa untuk duduk dalam kelompoknya, Dengan jumlah
anggota yang sedikit komtribusi ataupun keterlibatan siswa secara individu
akan lebih besar dan lebih nyata.
Kelas tidak terlalu terasa formal. Masing-masing individu diberi
kepercayaan untuk bertanggung jawab atas kegiatan belajar masing-masing. Ada
aspek lain yang bisa diperoleh dari pola duduk seperti ini, karena guru
seperti mendelegasikan kepemimpinan belajar pada kelompok, akan bermunculan
siswa-siswa yang memiliki kepribadian pemimpin, yang memiliki tanggung jawab
atas kelompoknya dan yang memiliki rasa kepedulian pada sesama. Kesulitan dari pola ini adalah bahwa guru
agak sukar mengendalikan kegiatan pada
saat yang sama. Ada kemungkinan juga guru kurang tepat dalam membentuk
kelompok dimana disatukan siswa yang sama-sama aktif dan dominant atau siswa
yang sama-sama pasif dan diam.
Pola duduk tango adalah pola
duduk dimana dua buah kursi ditata saling membelakangi. Cara duduk seperti
ini diperlukan misalnya pada saat siswa berlatih berbicara melalui telepon
dimana mereka harus mengandalkan suara saja tanpa melihat wajah. Tetapi pola
ini hanya bisa dilakukan apabila ruang cukup luas dan kursi cukup mudah
dipindahkan tanpa memakan waktu dan tenaga.b mengubah posisi kelas bisa
dilakukan oleh siswa juga. Guru tinggal melatih dan membiasakan siswa
Lesehan adalah pola duduk tanpa kursi dan menggunakan
alas duduk seperti karpet ataupun tikar.
Cara duduk seperti ini sesekali
perlu dilakukan juga untuk mengganti susasana, mencairkan hubungan guru
siswa, ataupun siswa dan siswa. Atau
apabila tempat tidak memungkinkan
untuk meletakkan kursi. Hanya perlu diingat, pola duduk seperti ini
harus tetap diatur jadi dudk lesehan tapi dalam lingkaran atau dalam barisan
yang rapi, karena duduk lesehan bisa terlihat sangat acak-acakan dan
menimbulkan perasaan seenaknya.
Pengaturan tempat duduk
supaya efisien harus dilatihkan dulu kepada siswa. Siswa bisa dibiasakan
membantu guru merancang polatempat duduk yang sesuai. Dengan instruksi yang
jelas, tanggung jawa mengatur tempat duduk. Dengan aba- aba yang jelas
terutama untuk kelas anak-anak.
|
||||||||||||||||||||||||
Latihan
|
Sebutkan
jenis-jenis pola pengaturan tempat duduk, kebaikan dan kelemahan
masing-masing
|
||||||||||||||||||||||||
membagi
kelompok
a. Klasikal (seluruh kelas)
b. Kerja kelompok besar
c. Kerja kelompok sedang (5 – 8)
d. Kerja kelompok kecil (3 – 5)
e. Berpasangan
individu
(solowork)
|
Berikut
adalah uraian tentang kebaikan dan kelemahan masing-masing pola kerja dan
pemilihan pola yang paling tepat agar tercipta pembelajaran yang efisien
Kerja
kelompok baik kecil ataupun sedang makin sering dilakukan di kelas-kelas
bahasa. Kerja berpasangan memiliki banyak kelebihan. Saat doa orang
dipaksa untuk menyelsaikan suatu masalah bersama,
masing-masing akan berbuat sebaik-baiknya agar masalah selesai. Secara
individu keterlibatan siswa tinggi. Kerja klasikal adalah pola kerja terbaik karena guru bisa
bekerja dengan semuanya.
Kerja
berpasangan dan kerja kelompok kecil melepaskan ketrgantungan siswa pada
guru. Dengan kegiatan pola ini para siswa bekerja bersama tanpa bimbingan
guru, tanpa guru harus mengawasi setiap gerak gerik siswa. Ini membuat siswa
lebih banyak mengambil keputusan dalam cara belajar mereka. Tekanan yang
dialami siswa secara individu pada kelompok kecil juga berkurang karena siswa
tidak harus berhadapan dengan seluruh anggota kelas. Di dalam kelompok kecil,
keputusan diambil bersama dengan cara bekerjasama, sedangkan tanggungjawab
juga dipikul bersama,Kebaikan dari kerja kelompok yang terutama ialah bahwa
guru bisa memusatkan perhatiannya pada satu saat terhadap siswa secara
individu.
Kelemahan
kerja kelompok adalah pada kemungkinan bahwa siswa tidak menyukai anggota
kelompoknya apapun alasannya. Ada
kemungkinan juga bahwa terdapat siswa yang selalu dominant, menguasai, tidak
mau berbagi. Sebaliknya ada siswa yang pasif, tidak suka terlibat dan selalu
mengalah pada yang dominant. Dalam
kelompok kecil ada kecenderungan siswa yang berperilaku menggangu akan
mendapat teman yang sama sehingga gangguan menjadi lebih besar. Terkait dengan kelas bahasa, pada saat
siswa yang bahasa ibunya sama akan cenderung malas menggunakan bahasa Inggris
pada saat guru tidak mengawasi.
Kelebihan
cara kerja jenis ini adalah siswa bisa bekerja sesuai dengan gaya belajar
masing-masing, sesuai dengan kecepatan masing-masing. Kadang kadang siswa
akan senang ketika diberi waktu untuk dirinya sendiri, tidak harus berhadapan
dengan orang lain, serta memperhatikan diri sendiri secara penuh terkait
dengan kebutuhan dan kemajuan belajar individu
Penentuan jenis kerja
bagaimanapun juga sangat tergantung pada kebutuhan dan kenyamanan kelas yaitu
guru, siswa dan konteks. Meskipun demikian pengetahuan yang tepat tentang
pola kerja diperlukan oleh guru untuk memberikan dukungan akan terjadinya
pembelajaran yang efisien.
|
||||||||||||||||||||||||
Classroom
English
Menjelaskan pentingnya bahasa kelas
dalam pembelajaran bahasa
·
memberikan instruksi
·
memberikan penjelasan
·
menggunakan narasi
·
eliciting, menggali
gagasan dari siswa
f. prompting
g. mengecek pembelajaran
h. menyajikan sample bahasa
|
Bahasa kelas (classroom English)
memiliki 2 fungsi dalam pembelajaran, bagaimana memaksimalkan fungsi
tersebut, pentingnya mengenali fungsi-funsi bahasa kelas dan kegunaannya.
Fungsi pertama, bahasa kelas adalah bahasa yang dipergunakan untuk mengatur
kelas misalnya membuka kelas, meminta siswa beristirahat, mengakhiri kelas,
membentuk kelompok, meminta siswa melakukan kegiatan pembelajaran, dsb.
Bahasa
kelas tidak boleh kekanak-kanakan atau sebaliknya terlalu bercirikan bahasa
orang dewasa.
Guru harus sering memberi instruksi
kepada siswa didalam kelas. Pada siswa yang masih anak-anak atau pemula
kalimat imperative lebih sering digunakan misalnya “ Open your book at
page 9”. Sedangkan untuk pembelajar
yang lebih dewasa bentuk bahasa yang lain perlu digunakan, misalnya; For
this activity, you’re going to work in small groups.”
Sebagain besar bahasa guru adalah
memberikan penjelasan, misalnya bagaimana cara mengerjakan suatu tugas,
bagaimana mengorganisasikan suatu tugas akhir. Contohnya :”We’ll put the
project work on the walls so you need to make sure that everything is easy to
read and that it looks wonderful”
Narrating adalah mengisahkan sesuatu
atau menceriterakan sesuatu yang telah terjadi. Dengan siswa yang masih
anak-anak guru sering berceritera. Sedangkan di kelas dengan siswa yang lebih
tua atau dewasa kita berceritera juga tetapi dengan cara yang
berbeda,misalnya tentang pengalaman ataupun kejadian yang pernah kita alami
dalam hidup kita.
Eliciting adalah suatu teknik dimana
kita menggali informasi ataupun gagasan dari siswa, bukannya sekedar
memberikan informasi. Eliciting
mengajak siswa terlibat, berpikir dan berkontribusi. Kontribusi siswa kadang sporadic,
kadang jelas oleh individu
Mengatakan sesuatu untuk membantu siswa
memikirkan suatu gagasan atau mengingat suatu kata atau frase, atau kita
menyebutkannya sebagian.
Bahasa yang
kita gunakan di kelas harus sesuai dengan fungsi bahasa yang dibawakannya dan
sesuai dengan usia siswa.
Bahasa
kelas, karena fungsinya juga sebagai input jadi harus sesuai dengan tahap
belajar siswa.
Penggunaan
bahasa kelas harus sistematis dan diurutkan secara logis.
Siswa belajar bahasa kelas hanya dengan
mendengarkannya secara berulang ulang, jadi untuk kelas pemula, pakailah
konstruksi yang sama
|
||||||||||||||||||||||||
Latihan
Jawablah dengan
cermat
|
Kalimat berikut memiliki fungsi masing-masing.
Isikan fungsi yang sesuai
|
||||||||||||||||||||||||
i.
menanggapi
kesalahan terkait ketepatan berbahasa
j.
menanggapi
kesalahan terkait kelancaran berbahasa
k.
menanggapi
kesalahan terkait kepantasan berbahasa
l.
menanggapi slip/ mistake/error
|
Berbagai jenis kesalahan siswa,
kesalahan adalah tanda terjadinya pembelajaran, cara mengoreksi siswa harus dilakukan
dengan menggunakan kepekaan dan kebijaksanaan sehingga tidak menimbulkan rasa
tidak nyaman pada siswa a menyebut bahkan menurunkan atau menghilangkan semangat dan kemauan siswa untuk
belajar.
Prompting siswa adalah teknik dimana kita
mengatakan sesuatu untuk membantu siswa memikirkan sustu gagasan atau
mengingat suatu kata atau frase, atau kita menyebutkannya sebagian.
Bahasa yang kita gunakan di kelas harus
sesuai dengan fungsi bahasa yang dibawakannya dan sesuai dengan usia siswa.
Bahasa kelas tidak bolekekanak-kanakan atau sebaliknya terlalu orang dewasa.
Bahasa kelas, karena fungsinya juga
sebagai input jadi harus sesuai dengan tahap belajar siswa.
Penggunaan bahasa kelas harus
sistematis dan diurutkan secara logis.
Siswa belajar bahasa kelas hanya dengan
mendengarkannya secara berulang ulang, jadi untu kelas pemula, pakailah
konstruksi yang sama
|
||||||||||||||||||||||||
m. menanggapi kemajuan
belajar siswa
n. menanggapi respon siswa terkait gagasan dan pengetahuan
o. menanggapi respon siswa terkait bahasa yang digunakan
p. menanggapi sikap dan perilaku siswa di kelas
|
Feedback
harus positif, apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, apa yang
harus ditingkatkan, kapan saja bisa memberikannya, pada saat feedback kita
melatihkan kembali apa yang sudah dipelajari , siswa dilatih saling memberi
feedback, mengevaluasinya melalui
feedback dari siswa dan mengelolanya secara bijaksana, feedback yang bersifat
pribadi harus diberikan langsung kepada yang bersangkutan bukan didepan
kelas, untuk menyemangati dan memberi arahan pada siswa harus ada feedback
lisan maupun tertulis setelah ujian atau testing.
|
||||||||||||||||||||||||
·
Bagaimana bersikap
terbuka terhadap hal baru
·
Bagaimana mencoba
hal-hal baru
·
Bagaimana mencari info
efektifitas pembelajaran
|
Dalam melakukan tugasnya sebagai guru
bahasa, seorang guru harus memiliki wawasan pengembangan ke depan untuk
memulai hal-hal baru. Ini perlu karena seorang guru bisa disebut agen
perubahan. Pihak pertama yang mengetahui adanya perkembangan ilmu karena
tugasnya mendidik atau mengenalkan pengetahuan. Jadi, sunguh ironis kalau
guru tidak memiliki akses ke perkembangan baru. Pentingnya mencoba teknik dan
hal baru, ng guru yang tidak mau mencoba hal baru akan tertinggal dari siapapun dan dalam
hal apapun .
|
||||||||||||||||||||||||
Peran Guru di kelas
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai planner
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai informer
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai manager
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai monitor
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai involver
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai parent/friend
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai diagnotician
·
Bagaimana dan bilamana
berperan sebagai resource
|
Mengelola
kelas adalah pekerjaan yang dinamis dimana guru harus melakukan peran yang
berbeda-beda sesuai tuntutan, oleh karena itu dia harus tahu berbagai hakekat
jenis pekerjaan yang harus dijalaninya. Beberapa peran penting guru yang
harus dijalani dengan baik agar pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan
sesuai dengan tuntutan.
saat guru menyiapkan dan memikirkan dengan sungguh sungguh
rencana pengajaran (lesson plan) secara rinci sebelum melakukan pengajaran
sehingga pelajaran memiliki variasi dan ada juga kegiatan yang sesuai bagi
siswa yang terdiri dari individu yang berbeda-beda
saat guru memberikan kepada siswa penjelasan yang rinci
tentang bahasa yang sedang dipelajari atau tentang suatu kegiatan belajar
yang sedang dijalani
mengorganisasikan
ruang belajar atau kelas, menjaga bahwa semua yang ada di dalam kelas
berjalan dengan mulus, juga menciptakan aturan aturan serta kebiasaan di
kelas agar terbentuk perilaku yang baik
saat berkeliling kelas selama berlangsungnya kegiatan
individu, berpasangan atau kelompok
menjaga dan mengawasi bahwa semua siswa ikut aktif dalam
pembelajaran
pada saat siswa merasa tidak senang atau tidak nyaman guru
menenangkan dan menghibur mereka
sebagai
diagnostician
mampu mengenali dan mengidentifikasi penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa
saat siswa memerlukan sumber ilmu pengetahuan dan nasehat.
Jadi guru dituntut memiliki ilmu yang luas dan bisa memberi nasehat tentang
kesulitan belajar siswanya.
|
||||||||||||||||||||||||